Select Menu

clean-5

Kabar Komunitas Cahaya

Budaya

Kuliner

Kerajaan

kota

Suku

» » Penjarah Berwajah Pongah - Puisi Bambang Eka Prasetya

Oleh: Bambang Eka Prasetya *

PENJARAH BERWAJAH PONGAH

Saudagar hitam bertopeng kelam mengendus jejak kala silam
Tak henti menggaruk-garuk seraya berharap merengkuh manikam
Sorot mata aneh bercahaya kelam mengendap di ujung malam
Tak gentar akan tegur sapa suara, semuanya telah membisu-bungkam

Tak satu jengkalpun di antara bongkah warisan terlewat tersisa
Dari cengkeraman tangan-tangan bergelimang asa murka
Seringai bangga berlumur jiwa pongah tak henti menepuk dada
Saudagar hitam bertopeng kelam menjelma untaian tirani kuasa

Saudagar hitam bertopeng kelam berbusung dada sontak berteriak
Seirama dengan para “centheng” dan badut-badut menggelegak
Di sini kami mengemas kirana emas bertahta permata berbagai corak
Tergeletak di samping wajah peradaban bangsa yang terkoyak

Tak henti berkilah keindahan itu ada, karena ada keburukan
Maka setiap jejak selalu berawal rangkaian rencana penuh keburukan
Mengedepankan bujuk sepihak kebaikan ada, karena ada kejahatan
Setiap yang diraih diperikan pasti berlipat ganda dengan kejahatan

Saudagar hitam bertopeng kelam terngiang
Nada-nada yang teruntai saling bertentangan
Yang ada di depan dan yang di belakang
Semua saling berkaitan

JANJI MUSIMAN
: Catatan Kelam Pesta Demokrasi


Kepura-puraan menggelincir mengalir mewujud berbagai rupa
Pura-pura memahami si miskin yang gelisah sepanjang masa
Berbicara tentang musim dan cakap prediksi cuaca
Mengumbar pengharapan panen raya segera tiba

Nelayan-nelayan miskin merana di sepanjang pantai gersang
Tak luput sentuhan gelombang obral janji calon penguasa
Mengarungi samudra, melaju bersahabat dengan gelombang pasang
Adalah alun perjuangan menyambut kehidupan nan sejahtera

Dari mimbar petualang kuasa sesumbar dengan mulut berbuih
Menjual kemiskinan sebagai jalan merebut pundi-pundi kuasa
Para petani di seluruh pelosok desa tetap akrab dengan kisah sedih
Para nelayan pulang melaut pun berkalang sederet kisah sengsara

Kepada petani, nelayan, buruh serta para miskin tertindas
Melangkah tanpa mengharap sesuatu apapun yang kau retas
Tak terjerembab dalam meraih yang belum pasti bernas
Akan menghindari kekecewaan dan harapan walau sekilas

Lepas harap walau petualang berucap
: “Ini pesta demokrasi kawan.”


REINKARNASI BATARA KALA

Cerita angkara murka senantiasa mengemuka
Bergulir menerjang dan siapa saja bisa berbuat nista
Di desa dan di kota, bahkan merambah sudut-sudut istana
Birokrat Nusantara menjelma pagar pemangsa
Kolusi dan korupsi di negeri kami tak kunjung sirna

Engkau kah Batara Kala
Putra Sang Hyang Manik Maya
Yang terlahir dari kama tertumpah muspra
Larung dalam samudra menyelinap angkasa
Menitis dalam nyawa para penyelenggara negara

Birahi nafsu Batara Guru tumbuh liar dalam raga mereka
Mencumbu bencana menghardik kemakmuran bangsa
Nafsu serakah akan tahta serta harta
Menggelora pada dinding dada para punggawa
Luluh-lantakkan cita-cita negeri merdeka

Batara Kala penuntun nafsu angkara murka
Sudahilah hasrat menjelma dalam diri anak bangsa
Kami tak berharap langgengkan nestapa
Sudahilah hasrat membawa bencana
Ini negeri bangsa merdeka, sejahtera dan bahagia

(Puisi Menolak Korupsi Jilid 2-A, Forum Sastra Surakarta, 2013, halaman 167)




* Bambang Eka Prasetya, M.M, Penyair Baret Miring ini kelahiran Kepanjen, Jombang Jawa Timur, 5 Desember 1952. Anak pertama pasangan seniman ludruk Cak Ngarman dan Ismi Hajati. Pendidikan formal pertama diselesaikan di SD Negeri Widodaren II Kedungdoro Surabaya, lulus tahun 1965, sementara pendidikan formal terakhir diselesaikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Setia Banjarmasin, lulus tahun 2009.

Karya yang terdokumentasi antara lain: “Tabur Bunga Penyair Indonesia dalam Seperempat Abad Haul Bung Karno”, (Lingkar Sastra Blitar, 1995). Antologi Puisi Penyair Jawa Tengah dalam Pasar Puisi “Jentera Terkasa” (Taman Budaya Jawa Tengah, 1998). “Perempuan Memandang Dunia Global” (Non Fiksi, Editor), Alumni PXM Jakarta, 2003, Antologi “Tanah Air Cinta” (Nittramaya Magelang, 2012), Antologi Puisi “Dari Sragen Memandang Indonesia”, Dewan Kesenian Daerah Sragen, 20012, Antologi “Puisi Menolak Korupsi” Jilid I dan Jilid 2 (Komunitas Sastra Surakarta, 2013), Antologi Mengenang Gus Dur “Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel”, Dewan Kesenian Daerah Kudus, 2013, Antologi “Tadarus Rembulan”, Aruh Sastra Kalimantan Selatan, Banjarbaru 2013, Antologi “Langkah Kita”, Rumah Budaya Tembi, Yogyakarta, 2013, Antologi “Habis Gelap Terbitlah Sajak”, Forum Sastra Surakarta, 2013. Antologi “Kemilau Mutiara Januari’, Sembilan Mutiara, Trenggalek, 2014.
Alamat penulis Pandansari Utara 24 RT 07 RW 10, Sumberrejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang 56172. Kontak Pribadi: Telepon Selular: +6281392521979, email: bambangeka1952@gmail.com

About Komunitas Cahaya

KOMUNITAS CAHAYA - RUMAH CAHAYA; Mengabdi dan Mengkaji.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Kajian