SETELAH membuat pernyataan penyesalan (Baca: Penyesalan Sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda Puisi Esai Denny JA). Kini Ahmadun Yosi Herfanda membuta pernyataan persoalan honor Puisi - Esai Denny Ja dan ia akan mengembalikan honor tersebut.
Berikut ini isi lengkap pernyataan Ahmadun Yosi Herfanda;
SAYA AKAN KEMBALIKAN HONOR KE DENNY JA
Salam sastra.
Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, sebagai penyempurna dan
konsekuensi dari penyesalan saya atas keterlibatan saya pada “politik
puisi esai” (ikut menulis puisi esai pesanan) itu hari ini saya akan
mengembalikan honor puisi esai Rp 10 juta kepada Denny JA.
Alhamdulillah, Allah SWT memberi jalan kemudahan bagi saya untuk
mengembalikan “uang subhat” itu. Semoga dengan kerendahan hati pula Denny JA berkenan menerimanya kembali.
Dengan pengembalian honor itu berarti otomatis saya menarik kembali
puisi esai berjudul "Grafiti Sulastri" yang pernah saya kirim ke Denny
JA atas pesanannya. Kalaupun puisi itu sudah terlanjur dicetak bersama
puisi-puisi esai yang lain, tidak apa-apa. Saya takkan mempersoalkannya.
Lha wong sudah terlanjur dicetak. Yang penting, bagi saya pribadi, saya
sudah jujur dengan suara hati nurani saya sendiri, suara hati yang
sempat saya abaikan saat menerima pesanan itu.
Perlu saya
tegaskan juga bahwa sikap ini adalah sikap pribadi saya sendiri dan sama
sekali tidak mewakili siapapun. Dengan pernyataan sikap ini saya tidak
bermaksud mengajak, menyinggung atau melibatkan siapapun yang sudah
telanjur ikut menulis puisi esai. Jika ada juga yang merasa dirugikan
atas pernyataan penyelasan dan sikap saya ini, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Sebagai manusia yang lemah dan tak bebas dari
kekhilafan, hanya ini yang dapat saya lakukan sebagai wujud pertobatan
atas keterlibatan saya pada “politik puisi esai” Denny JA.
Sekali lagi, dengan kerendahan hati, saya minta maaf, jika di dalam
pernyataan penyesalan dan sikap saya itu ada hal-hal yang konyol atau
menyinggung perasaan kawan-kawan yang terlibat "politik puisi esai" itu.
Sungguh bukan maksud saya menyinggung perasaan siapapun. Meskipun,
memang, dalam mengungkap kebenaran kadang-kadang menimbulkan efek
menyinggung perasaan orang lain. Sekali lagi minta maaf bagi siapa saja
yang terkena efek samping penyesalan saya itu. Saya berpegang pada hadis
Nabi SAW, yang kurang lebih berarti, "Sampaikanlah kebenaran, walau
sepahit apapun.”
Dengan pernyataan penyesalan, sikap, dan
pengembalian honor kepada Denny JA (melalui perantara Fatin Hamama,
karena saya tidak memiliki rekening Denny JA), maka saya anggap
persoalan saya dengan "politik puisi esai" telah selesai. Semoga
kejujuran pada hati nurani ini memberi hikmah bagi saya pribadi dan
siapa saja yang menerimanya dengan hati terbuka. Semoga Allah SWT
meridloi langkah saya ini dan memberi bimbingan serta kekuatan pada
langkah saya selanjutnya, langkah seorang hamba yang sedang belajar
setia di jalan-Nya. Terima kasih. Salam cinta untuk semua. Wassalam
wrwb. * ahmadun yosi herfanda
Latest
clean-5
Kabar Komunitas Cahaya
Budaya
Kuliner
Kerajaan
kota
Suku
Tagged with: kabar sastra warta
About Komunitas Cahaya
KOMUNITAS CAHAYA - RUMAH CAHAYA; Mengabdi dan Mengkaji.
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Membuat Lampion dari Benang Wol/Benang Jahit Bahan dan Alat: 1. Benang Wol/benang jahit 2. Lem kayu 3. Balon 4. Kain Flanel Cara ...
-
Foto: terpongbisnis.com MEMBUAT topeng bubur kertas perlu ketelitian. Langsung saja berikut ini akan dipaparkan pembuatan topeng dari ...
-
(Tulisan sederhana ini bagian dari buku Antologi Buku yang berjudul, “Di Larang Stop”) SAYA yakin anda adalah anak yang terpelajar, min...
-
CAHAYA - Sudah beberapa hari ini hujan terus menguyur Kota Semarang yang menyebabkan beberapa wilayah di Semarang terendam air dan banjir...
-
- Rahasia Membuat Gelembung Sabun Lebih Tahan Lama - SEMUA orang sepertinya suka dengan gelembung. Kenapa?? gampang dan murah membuatn...
-
CAHAYA - KH. Sahal Mahfudh yang biasa dikenal dengan panggilan Mbah Sahal, wafat pada Jum'at (24/1) dini hari sekitar pukul 01.00 Wib...
-
Oleh: Sufyan al Jawi BILA anda pernah nonton film dokumenter Pengusiran Tentara Amerika di Saigon (kini; Ho Chi Minh). Ada suatu...